InternasionalKesehatan

WHO Nyatakan Wabah Mpox di Kongo sebagai Darurat Kesehatan Global

Director-General of the World Health Organisation (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus attends an ACANU briefing in Geneva, Switzerland, December 15, 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo.

RUANGANTIHOAX, Kesehatan – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu (14/8) kembali menetapkan penyakit mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat global setelah terjadi wabah di Republik Demokratik Kongo yang kini menyebar ke negara-negara tetangga.

Keputusan ini diambil setelah Komite Darurat WHO bertemu untuk memberikan saran kepada Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, terkait apakah wabah tersebut memenuhi kriteria sebagai “Public Health Emergency of International Concern” (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia.

Status PHEIC merupakan tingkat peringatan tertinggi dari WHO yang bertujuan untuk mempercepat penelitian, pendanaan, dan langkah-langkah kesehatan masyarakat internasional guna menahan penyebaran penyakit. “Jelas bahwa respons internasional yang terkoordinasi sangat penting untuk menghentikan wabah ini dan menyelamatkan nyawa,” ujar Tedros.

Mpox, yang sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, menyebar melalui kontak dekat dan biasanya menyebabkan gejala ringan seperti flu serta lesi berisi nanah pada tubuh. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit ini bisa berakibat fatal.

Wabah di Kongo bermula dengan penyebaran strain endemik yang dikenal sebagai clade I. Namun, varian baru, clade Ib, dilaporkan lebih mudah menular melalui kontak rutin, termasuk kontak seksual.

A laboratory nurse takes a sample from a child declared a suspected case Mpox at a treatment centre in Munigi, North Kivu province, Democratic Republic of the Congo July 19, 2024. REUTERS/Arlette Bashizi/File Photo

Penyakit ini telah menyebar dari Kongo ke negara-negara tetangga seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, sehingga memicu tindakan dari WHO. “Deteksi dan penyebaran cepat clade baru mpox di bagian timur Kongo, serta penyebarannya ke negara-negara tetangga yang sebelumnya tidak melaporkan kasus mpox, dan potensi penyebaran lebih lanjut di Afrika dan sekitarnya sangat mengkhawatirkan,” tambah Tedros.

Tedros juga menyatakan bahwa WHO telah mengucurkan dana kontingensi sebesar 1,5 juta dolar AS dan berencana mengucurkan lebih banyak dana dalam beberapa hari ke depan. Rencana respons WHO akan membutuhkan dana awal sebesar 15 juta dolar AS dan WHO berencana mengajukan permohonan bantuan kepada para donor.

Sebelumnya, Badan Kesehatan Masyarakat Afrika mengumumkan darurat mpox di benua tersebut setelah memperingatkan bahwa infeksi ini menyebar dengan cepat, dengan lebih dari 17.000 kasus yang dicurigai dan lebih dari 500 kematian tahun ini, terutama di kalangan anak-anak di Kongo.

Prof. Dimie Ogoina, ketua komite darurat mpox WHO, menyatakan bahwa seluruh anggota komite sepakat bahwa lonjakan kasus ini merupakan “peristiwa luar biasa,” dengan jumlah kasus tertinggi tercatat di Kongo.

Pada 2022, penyebaran strain mpox yang berbeda dapat dihentikan berkat vaksinasi dan perubahan perilaku, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria. Namun, di Kongo, jalur penularan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Saat ini, belum tersedia vaksin, meskipun upaya sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin dan menentukan kelompok yang paling tepat untuk mendapatkannya. WHO juga mengimbau negara-negara yang memiliki stok vaksin untuk menyumbangkannya.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker