Internasional

Survei: Perusahaan Jepang Lebih Memilih Kamala Harris sebagai Pilihan yang Stabil untuk Bisnis Global Dibandingkan Donald Trump

U.S. Vice President Kamala Harris hosts a roundtable discussion with Japanese business executives from companies in the semiconductor industry, at the Chief of Mission Residence, in Tokyo, Japan September 28, 2022. REUTERS/Leah Millis/Pool/File Photo.

RUANGANTIHOAX, Internasional – Survei terbaru dari Reuters mengungkapkan bahwa lebih banyak perusahaan di Jepang cenderung mendukung Kamala Harris sebagai Presiden Amerika Serikat ketimbang Donald Trump. Hasil ini didorong oleh kekhawatiran perusahaan terhadap kebijakan proteksionisme dan ketidakpastian yang sering muncul di bawah kepemimpinan Trump.

Survei tersebut menyoroti betapa pentingnya pemilihan presiden AS bagi ekonomi global, terutama bagi Jepang yang memiliki hubungan strategis dengan AS, termasuk keberadaan puluhan ribu pasukan AS di negara tersebut. Mengingat AS dan China adalah dua mitra dagang terbesar Jepang, potensi perang dagang baru yang mungkin dipicu oleh Trump menjadi perhatian serius.

Dari 243 perusahaan Jepang yang berpartisipasi dalam survei, 43% menyatakan bahwa mereka lebih memilih Harris karena kebijakan yang lebih stabil dan dapat diprediksi. Hanya 8% yang mendukung Trump, sementara 46% menyatakan tidak memihak siapa pun di antara kedua kandidat, dan 3% lebih memilih tidak mendukung keduanya.

Seorang manajer dari perusahaan keramik mengungkapkan bahwa “pemerintahan Trump mungkin memicu perang dagang baru, gesekan ekonomi, dan ancaman keamanan, yang dapat memaksa kami mengubah strategi bisnis.” Ketidakpastian inilah yang menjadi alasan utama bagi perusahaan-perusahaan Jepang untuk cenderung menjauhi Trump.

Di sisi lain, seorang pejabat dari perusahaan kimia menyatakan bahwa dengan Harris, “kebijakan saat ini kemungkinan besar akan dipertahankan, yang memberikan prediktabilitas bagi bisnis kami.”

Potensi Dampak Kebijakan Trump

Jika Trump kembali berkuasa, 34% perusahaan Jepang menyatakan akan meninjau kembali strategi valuta asing mereka. Sebanyak 28% mengatakan mereka akan menyesuaikan rantai pasokan, dan 21% berencana mengurangi operasi mereka di China. Kebijakan Trump yang sebelumnya mengusulkan tarif universal 10% untuk semua impor ke AS dan tarif minimal 50% untuk barang-barang China dinilai berpotensi merusak stabilitas pasar internasional.

Dalam konteks perlambatan ekonomi China, terlepas dari hasil pemilu AS, 13% perusahaan Jepang berencana mengurangi operasinya di China, sementara 47% memilih mempertahankan posisi mereka saat ini. Perusahaan seperti Honda Motor dan Nippon Steel sudah mulai mengurangi operasi mereka di China dalam beberapa bulan terakhir. Alasan utama untuk mengurangi operasi di China antara lain kurangnya prospek pemulihan ekonomi (35%), persaingan harga yang ketat (29%), dan risiko keamanan ekonomi (29%).

Intervensi Pasar dan Stabilitas Yen

Survei ini juga mencatat tanggapan terhadap intervensi pasar valuta asing oleh otoritas Jepang. Sebanyak 24% perusahaan setuju bahwa intervensi tersebut diperlukan, sementara 64% menilai langkah tersebut tidak bisa dihindari meskipun tidak ideal. Kelemahan yen yang ekstrim, yang mencapai level terendah dalam 38 tahun pada 161,96 yen per dolar pada bulan Juli, memaksa otoritas Jepang untuk kembali melakukan intervensi guna menjaga stabilitas mata uang.

Terkait kebijakan moneter, 51% responden menyatakan bahwa Bank of Japan hanya boleh menaikkan suku bunga jika terjadi fluktuasi nilai tukar yang sangat besar. Mayoritas perusahaan memperkirakan nilai tukar yen akan berada di kisaran 145 hingga 150 yen per dolar pada akhir tahun, dengan sebagian lainnya memperkirakan kisaran yang lebih kuat di 140 hingga 145 yen.

Kesimpulan dan Implikasi bagi Bisnis

Hasil survei ini menunjukkan kekhawatiran nyata di kalangan perusahaan Jepang mengenai ketidakpastian kebijakan di bawah kepemimpinan Trump, terutama terkait perdagangan internasional dan stabilitas ekonomi global. Dengan preferensi yang jelas terhadap Harris, bisnis Jepang berharap untuk melihat kebijakan yang lebih konsisten dan dapat diprediksi, yang akan memberikan mereka visibilitas jangka panjang dan memungkinkan perencanaan strategis yang lebih efektif.

Laporan ini memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana dinamika politik AS dapat mempengaruhi strategi bisnis global dan menunjukkan peran penting stabilitas kebijakan dalam menentukan arah bisnis dan ekonomi di negara-negara besar seperti Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker