EkonomiNasional

Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Indonesia Meningkat

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terpilih Mahendra Siregar – – Foto: dok Kemenlu

Jakarta, 1 Oktober 2024 – Sektor jasa keuangan di Indonesia menunjukkan stabilitas yang menguat pada September 2024, didorong oleh sentimen positif pasar setelah pemangkasan suku bunga bank sentral global, terutama The Federal Reserve (The Fed). Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap mengingatkan adanya risiko perlambatan ekonomi global yang dapat berdampak pada perekonomian nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam pernyataan resmi usai Rapat Dewan Komisioner OJK di Jakarta, Selasa (1/10/2024), menyoroti beberapa perkembangan ekonomi dunia yang menjadi perhatian, khususnya terkait kondisi Amerika Serikat dan Tiongkok sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar.

“The Fed menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada 2024. Tingkat pengangguran di negara tersebut meningkat, sementara inflasi menurun. Di Tiongkok, aktivitas manufaktur melambat, yang menyebabkan peningkatan pengangguran ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir,” ujar Mahendra.

Hal serupa terjadi di Eropa, di mana penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi juga terlihat. Menghadapi kondisi ini, OJK memprediksi bahwa tren pemangkasan suku bunga global akan terus berlanjut secara agresif sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi dunia.

Di dalam negeri, kinerja perekonomian Indonesia masih terjaga dengan baik, terutama dalam hal inflasi. Bank Indonesia (BI) turut mengambil langkah strategis dengan menurunkan suku bunga acuan pada September 2024 ke level enam persen, sebagai upaya untuk meningkatkan likuiditas di pasar domestik.

“Langkah BI menurunkan suku bunga ini bertujuan untuk mendorong peningkatan penyaluran kredit perbankan serta menjaga likuiditas dalam perekonomian domestik,” jelas Mahendra.

Hingga Agustus 2024, penyaluran kredit perbankan secara tahunan tumbuh sebesar 11,4 persen atau sekitar Rp7.507,7 triliun. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan penyaluran kredit investasi yang tercatat sebagai yang tertinggi, tumbuh 13,08 persen. Diikuti oleh kredit konsumsi yang tumbuh 10,83 persen, serta kredit modal kerja yang tumbuh 10,75 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan tetap positif dan terus menunjukkan pertumbuhan yang sehat,” ungkap Dian.

Lebih lanjut, Dian menambahkan bahwa industri perbankan Indonesia masih menunjukkan resiliensi yang kuat. Tingkat profitabilitas bank berada pada level tinggi sebesar 2,69 persen, dan permodalan perbankan meningkat sebesar 26,78 persen. Kenaikan ini dianggap menjadi bantalan penting bagi perbankan dalam menghadapi ketidakpastian global yang masih membayangi.

“Dengan permodalan yang kuat, sektor perbankan memiliki bantalan yang cukup untuk memitigasi risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini,” pungkas Dian.

Kondisi stabil pada sektor jasa keuangan di Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya, meskipun tantangan global masih harus diwaspadai.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker