RUANGANTIHOAX, Sulawesi Tengah – Kepolisian Resor Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, intensif melakukan upaya penanggulangan peredaran minuman keras (miras) tradisional jenis Cap Tikus di wilayahnya. Hal ini terungkap dalam Operasi Penyakit Masyarakat (PEKAT) II Tinombala yang berakhir pada 26 November 2023, di mana ratusan liter miras berhasil diamankan oleh jajaran Polsek.
Kepala Seksi Humas Polres Parigi Moutong, AKP.J Turangan, mengungkapkan bahwa upaya pemberantasan miras ini tidak hanya fokus pada penindakan hukum, tetapi juga pada transformasi sosial di kalangan masyarakat. Beliau menyoroti perubahan yang terjadi di kalangan pembuat miras yang kini beralih profesi menjadi pembuat gula aren.
“Kami mengapresiasi masyarakat yang telah beralih dari pembuat miras menjadi pembuat gula aren. Ini merupakan hasil dari pembinaan serta sosialisasi yang kami lakukan secara berkesinambungan,” kata AKP.J Turangan.
Meskipun peredaran miras lokal masih terjadi, sebagian besar hanya terbatas pada transaksi antarkecamatan di Parigi Moutong. Kepolisian mencatat bahwa peredaran miras dari luar daerah cukup rendah, yang mereka atributkan kepada pemeriksaan ketat di perbatasan dan perbedaan harga yang signifikan antara miras lokal dan impor.
Kepolisian Polres Parigi Moutong terus menerapkan strategi preventif dan edukatif dalam menangani permasalahan miras. Ini termasuk mengadakan himbauan dan sosialisasi terhadap warga yang masih terlibat dalam produksi miras, mendorong mereka untuk beralih ke produksi gula aren atau gula merah sebagai alternatif yang lebih bermanfaat dan sesuai dengan norma sosial.
Inisiatif ini menunjukkan pendekatan komprehensif yang diambil oleh Polres Parigi Moutong dalam mengatasi permasalahan sosial, menggabungkan penegakan hukum dengan pemberdayaan masyarakat. Perubahan yang terjadi di kalangan pembuat miras menjadi bukti efektivitas upaya ini dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan aman di Parigi Moutong.
