Jawa Timur

Krisis Air Bersih di 64 Desa di Gresik Akibat Kemarau Panjang, BPBD Terus Distribusikan Air Bersih

BPBD Kabupaten Gresik melakukan droping air bersih ke sejumlah desa di Kabupaten Gresik yang membutuhkan air bersih pada musim kemarau (Yudhi Radar Gresik)

RUANGANTIHOAX, Gresik – Sebanyak 64 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Gresik mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang yang mengeringkan sumur dan waduk tadah hujan. Warga kini menghadapi kesulitan untuk mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk mengatasi krisis tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik terus mendistribusikan air bersih ke desa-desa terdampak. Kepala BPBD Gresik, Sukardi, menjelaskan bahwa pihaknya mengirimkan lima mobil tangki air bersih setiap hari ke wilayah terdampak. Hingga saat ini, sudah hampir 400 ribu liter air bersih atau setara dengan 375 mobil tangki telah didistribusikan.

“Kami terus mengirimkan 25 ribu liter air bersih setiap harinya ke desa-desa yang terdampak kekeringan. Selain itu, kami juga memperluas jaringan PDAM agar kebutuhan air bersih warga bisa terpenuhi,” ujar Sukardi.

Desa Tenggor di Kecamatan Balongpanggang merupakan salah satu desa yang paling terdampak oleh kekeringan ini. Kepala Desa Tenggor, Kowianto, menjelaskan bahwa sumur dan waduk di desa tersebut sudah kering selama empat bulan terakhir, sehingga warga sangat bergantung pada distribusi air bersih dari BPBD.

“Selama empat bulan terakhir, warga kami kesulitan air bersih. Sumur di pemukiman sudah tidak mengeluarkan air, sehingga kami terpaksa mengandalkan distribusi air bersih dari BPBD. Bantuan ini sangat membantu, namun kami berharap ada solusi jangka panjang agar krisis air ini tidak terus berulang setiap musim kemarau,” ungkap Kowianto.

Ria, salah satu warga Desa Tenggor, menyatakan rasa syukurnya atas bantuan air bersih yang diberikan BPBD. Sebelumnya, warga terpaksa membeli air dengan harga tinggi atau mengambil air dari sumur yang ada di sawah, meskipun kualitas airnya kotor dan keruh.

“Alhamdulillah, sekarang kami mendapat bantuan air bersih dari BPBD yang bisa digunakan untuk memasak dan minum. Namun, kami berharap ada solusi permanen agar warga tidak lagi kesulitan air setiap musim kemarau,” kata Ria.

Selain distribusi air bersih, BPBD dan pemerintah setempat juga berupaya memperluas jaringan PDAM untuk mengurangi dampak kekeringan di wilayah-wilayah terdampak. Sukardi mengimbau masyarakat untuk menghemat air karena kekeringan diperkirakan akan berlangsung hingga musim hujan yang baru diperkirakan tiba pada bulan Oktober, berdasarkan informasi dari BMKG.

“Kami mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan air agar persediaan air bersih bisa mencukupi hingga musim hujan tiba,” pungkas Sukardi.

Krisis air bersih ini tidak hanya mengganggu kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menyebabkan kerugian bagi petani karena banyak sawah yang gagal panen akibat kurangnya pasokan air. Pemerintah daerah diharapkan dapat menemukan solusi jangka panjang agar dampak kekeringan ini bisa diminimalisir di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker