Seni & Sastra
Trending

Kisah Keindahan dan Kearifan Tari Lengger Banyumasan

Wujud dari kesenian Lengger Banyumasan ini yaitu seni tari tradisional yang dalam pertunjukannya sang Lengger tidak hanya menari tetapi juga membawakan lagu tradisional Banyumasan dengan iringan musik gamelan atau lebih spesifik lagi seperangkat alat musik calung.

RUANG ANTI HOAX – Tari Lengger Banyumasan, sebuah kesenian tradisional yang kaya akan makna dan sejarah, menggambarkan kearifan lokal masyarakat Banyumas, Jawa Tengah. Lahir dari kebutuhan untuk melawan perilaku tidak senonoh para penjajah, tarian ini menghadirkan keunikan dengan penari laki-laki yang berdandan layaknya wanita.

Menurut beberapa versi, asal-usul Tari Lengger juga terkait dengan kisah asmara antara Galuh Candra Kirana dan Panji Asmoro Bangun. Kisah cinta ini menjadi inspirasi bagi penari Lengger untuk menghadirkan keindahan dan keanggunan dalam setiap gerakan mereka.

Selain aspek hiburan, Tari Lengger memiliki nilai kesuburan dan religi yang melekat dalam setiap pertunjukannya. Pada masa panen, masyarakat Banyumas menggunakan tarian ini sebagai sarana untuk mengusir babi hutan yang dapat merusak hasil pertanian. Begitu pula, dalam aspek religi, Tari Lengger dipercaya sebagai bentuk permohonan doa kepada Sang Maha Pencipta sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen.

Seiring berjalannya waktu, Tari Lengger tidak hanya menjadi bagian dari ritual keagamaan dan pertanian, tetapi juga menjadi hiburan dalam berbagai acara seperti sunatan, nikahan, dan acara besar lainnya. Dukungan dari berbagai komunitas dan sanggar seni turut melestarikan keunikan dan kekayaan Tari Lengger, menjadikannya ikon di Kabupaten Banyumas.

Dalam pementasannya, Tari Lengger melibatkan dua penari, laki-laki yang menggunakan topeng dan perempuan yang mengenakan pakaian adat. Setiap gerakan memiliki makna tersendiri, mencerminkan kearifan lokal dan nilai-nilai seperti kejujuran, keberanian, dan kemanusiaan.

Dengan melibatkan unsur tradisi, kearifan lokal, dan keindahan seni, Tari Lengger Banyumasan tidak hanya menjadi bagian dari sejarah dan budaya Banyumas, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk melestarikan warisan budaya yang kaya ini.

Menurut Rianto, tarian lengger juga mengandung filosofi kehidupan yang erat dengan alam, terlihat dari syair, musik, dan gerakan tariannya. Ia memberikan contoh gerakan yang terinspirasi dari kehidupan alam, seperti gerakan ikan di sungai atau kolam. Gerakan tersebut melibatkan melenggak-lenggok tubuh dan gerakan keweran yang meliuk-liuk. Ada pula gerakan kosekan yang menggilas padi serta entrakan yang menyimbolkan hubungan vertikal dan horizontal, mengajak manusia untuk tetap merendahkan diri.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker