Ekonomi
Trending

Indonesia Gencar dalam Menangani Perubahan Iklim Melalui Strategi Keuangan Hijau

Eksekutif Direktur Yayasan KEHATI , RIki Frindos

RUANG ANTI HOAX – Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi ekonomi dan kehidupan global. Sejak tahun 2008, pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam mengatasi tantangan ini melalui berbagai upaya, termasuk melalui Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca. Irwan Dharmawan, seorang Analis Kebijakan Fiskal Perubahan Iklim dari Kementerian Keuangan, menyampaikan hal ini dalam sebuah webinar yang digelar di Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) Bandung pada 7 Juli 2023. Webinar tersebut dihadiri oleh berbagai narasumber dari beragam latar belakang yang membahas isu perubahan iklim, investasi hijau, dan pelaporan keberlanjutan.

Irwan menjelaskan bahwa fokus utama dalam upaya mengurangi emisi adalah sektor energi. Pemerintah Indonesia tengah mempercepat penurunan emisi di sektor energi melalui mekanisme transisi energi, dengan menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil dengan energi terbarukan.

“Ikhtiar ini didukung oleh kerjasama dengan negara-negara maju dan partisipasi dalam inisiatif transisi energi global,” kata Irwan, seperti yang dikutip dari kanal YouTube UNPAR Official pada 10 Juli 2023.

Selain itu, Irwan menekankan pentingnya pembiayaan inovatif dalam mengatasi perubahan iklim dan mengajak semua pihak, termasuk akademisi, untuk turut serta dalam pengembangan pembiayaan tersebut.

Riki Frindos SCR, CESGA, yang menjabat sebagai Eksekutif Direktur Yayasan KEHATI, menyatakan bahwa investasi hijau atau sustainable investment adalah strategi investasi yang tidak hanya mempertimbangkan aspek keuangan, tetapi juga aspek sosial dan tata kelola yang baik.

Terdapat beberapa pendekatan dalam investasi hijau, seperti negatif screening yang memilih investasi yang tidak merugikan masyarakat dan lingkungan, serta best-in-class yang memilih perusahaan dengan praktik terbaik dalam hal lingkungan dan sosial.

Selain itu, Riki juga menjelaskan tentang pendekatan berdasarkan target tertentu, di mana pemilik dana mendorong perusahaan untuk menjalankan agenda keberlanjutan, serta investment blending yang melibatkan pihak lain untuk mendukung investasi yang memberikan manfaat sosial atau lingkungan. Riki juga menekankan pentingnya peran pasar keuangan dalam mendukung agenda keberlanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang melalui investasi hijau.

Dr. Paulina Permatasari, seorang dosen di UNPAR dan Kepala Pusat Penelitian dan Studi Akuntansi UNPAR, membahas pentingnya pelaporan keuangan hijau atau sustainability reporting.

“Pelaporan keberlanjutan adalah dasar untuk menggambarkan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial sebuah organisasi,” kata Paulina.

Dia menyoroti pentingnya transparansi dalam pelaporan keberlanjutan yang mencakup aspek positif dan negatif. Dia juga mencatat tentang taksonomi yang mendefinisikan sektor bisnis yang ramah lingkungan, peraturan terkait produk keuangan yang harus diikuti oleh perusahaan dan lembaga keuangan, serta standar pelaporan yang harus dipatuhi oleh perusahaan publik.

Dia juga menyoroti pentingnya standar pelaporan GSC (Green, Social, and Governance) yang sedang dikembangkan sebagai acuan global. Paulina memberikan contoh konkrit dari perusahaan-perusahaan yang telah menyusun laporan keberlanjutan dengan baik, termasuk perusahaan besar dan UMKM.

“Kami berharap perusahaan dan UMKM dapat memahami prinsip-prinsip pelaporan keberlanjutan, terlibat dengan pemangku kepentingan, menjaga keseimbangan antara aspek positif dan negatif, serta berkomitmen untuk menghindari greenwashing,” kata Paulina.

Webinar ini memberikan wawasan yang mendalam tentang upaya Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Sumber : NAT-Humkoler UNPAR

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker