Internasional

Hezbollah Luncurkan Serangan Rudal ke Israel sebagai Balasan atas Pembunuhan Komandan Senior

Tampak asap dan api di perbatasan Lebanon-Israel setelah Israel melancarkan serangan pencegahan terhadap target Hezbollah yang diduga sedang bersiap menyerang Israel, terlihat dari Tyre, Lebanon selatan, 25 Agustus 2024. REUTERS/Aziz Taher

RUANGANTIHOAX, Internasional – Kelompok Hezbollah melancarkan serangan besar-besaran dengan meluncurkan ratusan roket dan drone ke arah Israel pada Minggu pagi, sebagai aksi balasan atas pembunuhan salah satu komandan seniornya di Beirut bulan lalu. Langkah ini dilakukan setelah kabinet Israel mengadakan pertemuan darurat untuk mempersiapkan respons terhadap eskalasi tersebut.

Sebelum serangan dari Hezbollah terjadi, jet tempur Israel lebih dahulu menghantam sejumlah target di Lebanon sebagai langkah antisipasi terhadap serangan yang diperkirakan akan dilakukan oleh Hezbollah, menurut keterangan dari militer Israel.

Hezbollah mengklaim telah meluncurkan lebih dari 320 roket Katyusha yang mengincar 11 target militer di Israel. Serangan ini dikatakan sebagai “fase pertama” dari rencana balasan atas kematian Fuad Shukr, seorang komandan senior Hezbollah yang tewas dalam serangan di Beirut. Kelompok ini menyatakan bahwa balasan penuh masih akan berlanjut dalam beberapa waktu mendatang.

Situasi semakin memanas setelah serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada bulan lalu menewaskan 12 orang muda, yang kemudian dibalas Israel dengan membunuh Shukr di Beirut.

Kabinet Israel dijadwalkan bertemu pada pukul 07.00 waktu setempat (0400 GMT), menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa pihaknya akan merespons sesuai dengan perkembangan di lapangan, namun tidak menginginkan terjadinya perang skala penuh. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga menekankan bahwa Israel siap melakukan segala upaya yang diperlukan untuk melindungi warganya.

“Kami telah melancarkan serangan presisi di Lebanon untuk menggagalkan ancaman yang akan segera terjadi terhadap warga Israel. Kami terus memantau perkembangan di Beirut dan bertekad menggunakan semua sumber daya yang kami miliki untuk melindungi warga kami,” ujar Gallant dalam sebuah pernyataan.

Sebagian besar serangan Israel menargetkan wilayah selatan Lebanon, namun militer Israel siap bertindak di mana saja jika ada potensi ancaman, menurut juru bicara militer Israel.

Gallant juga telah menyatakan status darurat, dan penerbangan di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv sempat ditangguhkan selama sekitar 90 menit sebelum kembali beroperasi normal pada pukul 07.00 waktu setempat.

Di wilayah utara Israel, sirene peringatan terdengar di berbagai lokasi, diikuti oleh sejumlah ledakan saat sistem pertahanan udara Iron Dome Israel berhasil mencegat beberapa roket yang datang dari Lebanon selatan. Layanan ambulans Israel, Magen David Adom, meningkatkan siaga di seluruh wilayah negara tersebut.

Militer Israel mengeluarkan instruksi pertahanan sipil dari wilayah tengah hingga utara, dengan membatasi kerumunan namun masih mengizinkan kegiatan kerja selama warga dapat segera mengakses tempat perlindungan jika diperlukan. Hingga saat ini, belum ada laporan korban di pihak Israel.

Kekhawatiran Akan Konflik Regional

Menurut sumber keamanan di Lebanon, sedikitnya 40 serangan udara Israel menghantam beberapa kota di wilayah selatan Lebanon dalam salah satu pemboman terpadat sejak konflik meningkat pada bulan Oktober lalu.

Seorang warga di kota Zibqeen, yang terletak sekitar 7 kilometer dari perbatasan, mengaku terbangun karena suara pesawat dan ledakan keras roket yang terjadi bahkan sebelum waktu shalat Subuh. “Rasanya seperti kiamat,” ujarnya kepada Reuters.

Radio Militer Israel, yang mengutip pejabat pertahanan, melaporkan bahwa Hezbollah telah bersiap untuk menembakkan ratusan rudal ke arah wilayah tengah Israel dalam serangan yang direncanakan pada pukul 05.00 waktu setempat.

Sekitar 100 jet tempur Israel menggagalkan serangan tersebut dengan memulai serangan balasan setengah jam lebih awal. Militer Israel memperkirakan bahwa serangan yang dilakukan oleh Hezbollah setelahnya bersifat “improvisasi”.

“Saat ini, puluhan jet (Angkatan Udara Israel) sedang menyerang target di berbagai lokasi di Lebanon selatan. Kami terus menyingkirkan ancaman dan menyerang secara intensif terhadap organisasi teroris Hezbollah,” ujar juru bicara militer, Laksamana Muda Daniel Hagari.

Eskalasi ketegangan antara Israel dan Hezbollah ini meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik regional yang lebih luas, yang mungkin melibatkan Amerika Serikat dan Iran. Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Joe Biden sedang memantau perkembangan dengan seksama.

“Atas arahan presiden, pejabat senior AS telah berkomunikasi secara terus-menerus dengan rekan-rekan mereka di Israel. Kami akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dan bekerja untuk menjaga stabilitas regional,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Sean Savett.

Serangan ini terjadi di tengah upaya perundingan di Kairo untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan mencapai kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Palestina.

Hezbollah mulai menembakkan rudal ke arah Israel segera setelah serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober. Kedua pihak terus saling menyerang sejak saat itu, namun sejauh ini masih menghindari eskalasi besar di tengah perang yang berkecamuk di Gaza.

Keseimbangan yang rapuh tersebut mulai berubah setelah serangan di Dataran Tinggi Golan, yang dibantah oleh Hezbollah, diikuti oleh pembunuhan Shukr, salah satu komandan paling senior Hezbollah.

Kematian Shukr dalam serangan udara tersebut segera disusul oleh pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran, yang memicu ancaman balasan dari Iran terhadap Israel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

You cannot copy content of this page!!

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker