

RUANGANTIHOAX, Sulawesi Selatan – Hujan deras yang terjadi pada Minggu malam, 5 Mei 2024, di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, telah menyebabkan beberapa jembatan penghubung antardesa terputus, sehingga mengisolasi warga. Kecamatan Latimojong saat ini menjadi wilayah dengan dampak terparah akibat serangkaian bencana alam yang melanda sejak Jumat, 3 Mei 2024, termasuk banjir bandang dan tanah longsor.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Luwu, Abdul Muhari, menginformasikan bahwa kondisi di Latimojong semakin memburuk akibat hujan lebat yang menyebabkan longsoran tanah baru. “Jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter dan beberapa jembatan penghubung desa telah putus,” ujar Muhari.
Dalam mengatasi krisis ini, BPBD Luwu melaporkan bahwa penyaluran logistik kepada warga yang terdampak di 12 desa di Latimojong saat ini dilakukan melalui jalur udara, menggunakan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan.
Hingga kini, bencana di Luwu telah menyebabkan kematian 12 orang, dengan delapan di antaranya adalah warga Kecamatan Latimojong, sementara empat lainnya berasal dari Desa Poringan, Kecamatan Suli Barat. “Data ini diperbarui setelah penemuan seorang anak balita yang sebelumnya dilaporkan hilang,” kata Muhari.
BPBD Luwu, bersama dengan BPBD Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan, terus melakukan pendataan dan penyaluran bantuan logistik. Namun, upaya ini dihadapkan pada tantangan cuaca yang tidak menentu, dengan hujan yang masih sering turun dengan intensitas sedang hingga tinggi, mempersulit proses evakuasi dan penyaluran bantuan.
Bencana ini telah berdampak pada 13 kecamatan di wilayah Luwu, dengan upaya pencarian dan pertolongan korban masih berlangsung hingga saat ini.