
RUANGANTIHOAX, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin ini. Menurut data terkini dari Bloomberg, rupiah berakhir pada posisi Rp15,526 per dolar AS, menunjukkan penurunan sebesar 10 poin atau 0,06 persen dari pembukaan perdagangan. Analisis ini menandai pergerakan signifikan dalam pasar valuta asing yang terus berubah dinamis.
Pasar finansial nasional juga merespon kondisi global, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun sebanyak 67 poin atau 0,91 persen, berakhir di posisi 7.283,57. Faktor-faktor seperti ekspektasi kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) AS dan data nonfarm payrolls yang lebih kuat dari perkiraan, berperan dalam dinamika pasar saat ini.
Analisis pasar oleh Ibrahim Assuaibi menyoroti bagaimana pelaku pasar menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap kebijakan The Fed. Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Maret 2024 telah menurun, dari 73 persen menjadi 63 persen. Data inflasi AS untuk Desember 2023, yang akan dirilis Kamis ini, menjadi fokus utama pasar saat ini dan diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap kebijakan moneter The Fed.
Sektor saham juga mencatat pergerakan yang signifikan. Data RTI Business mengungkapkan bahwa dari total 774 saham yang tercatat, 183 saham mengalami kenaikan, 348 saham mengalami penurunan, dan 243 saham stagnan. Volume perdagangan saham mencapai 18,54 miliar lembar dengan total nilai transaksi yang mencapai Rp10,6 triliun, menandai aktivitas pasar yang tinggi pada awal pekan ini.
Kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa pelaku pasar harus tetap waspada dan informasi terkini menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi. Dengan situasi global yang terus berkembang, analisis mendalam dan pemahaman terhadap berbagai faktor ekonomi menjadi penting bagi para investor dan pelaku pasar.